Selasa, 22 Januari 2013

Mimpi Seorang Gigi


Gigi adalah seorang pria yang mempunyai mimpi yang sangat luar biasa, ia remaja yang menjalani hidup apa adanya, tidak macam-macam, selalu berprestasi baik dibidang akademik maupun non akademik, banyak teman, dan selalu ceria. Tidak terasa minggu depan ia sidang skripsi, selama penulisan Gigi selalu didukung penuh dan ditemani oleh pacarnya yang bernama Niya. Niya gadis yang pemalu, rajin, dan ramah, walaupun mereka berbeda kampus tapi mereka saling mendukung dalam semua bidang. Hubungan Gigi dan Niya sudah berjalan delapan tahun.
Gigi dan Niya memiliki hobi yang sama yaitu jalan-jalan (travelling).

***
Hari yang dinantipun tiba, sidang skripsi Gigi dimulai pukul 10.00 dan Niya setia menunggu dan menemani Gigi. Pukul 16.00 hasil sidang skripsi diumumkan, dan Gigi dinyatakan lulus dengan predikat A. Gigi dan Niya merayakan kelulusan Gigi di salah satu restoran ternama di kota Jakarta, tempat itu salah satu tempat yang paling mereka sering kunjungi selama delapan tahun belakangan.
“Niya, kamu besok da waktu ga ?” tanya Gigi
“Hmm, besok aku ga ada jadwal jadi pasti ada waktu untuk kamu Gi hehehe” jawab Niya
“Oke, besok kamu aku jemput jam 08.00 ya”
“Pagi banget, emang kita mau kemana ?”
“Ada deh, rahasia pokoknya. Kamu tinggal duduk manis aja ya besok”
“Ah bikin penasaran nih kamu”
“Hahhaha, biar surprise sayang”
***
“Tok... Tok... Tok... Assalamualaikum”
“Wa’alaikumsalam, masuk Gi Niya sebentar lagi turun dari kamarnya. Niya Gigi udah dateng nih cepetan nak” ujar mama Niya
“Iya ma, 5 menit lagi” jawab Niya
“Sabar ya Gi, Niya emang suka lama kalau dandan hehehe”
“Iya tante ga apa-apa kok, aku yang kepagian datengnya” Gigi sambil melihat jam ditangannya yang menunjuk jam 07.45
“Gimana sidang skripsi kamu kemarin ?”
“Alhamdulillah tante berjalan sukses dan lancar, semua berkat doa tante”
“Alhamdulillah, tante seneng sekali mendengarnya”
“Kamu lanjut kerja atau S2 Gi ?”
“Kerja tante, aku udah keterima kerja ditempat aku magang skripsi kata pihak HRDnya aku suruh lanjut kerja disana”
“Wah kabar baik itu, Niya udah tau ?”
“Belum tante, hari ini baru mau aku kasih tahu dia”
“Hayoo pada ngomongin aku ya ?” tanya Niya, sambil merangkul mamanya
“Ih siapa yang ngomongin anak mama yang satu ini, orang ngomongin sidang skripsinya Gigi”
“Hehehee, pasti aku juga ikut terlibat deh dipembicaraan mama dan Gigi. Ya udah ya ma, aku sama Gigi pamit”
“Iya, hati-hati ya kalian di jalan”
“Siap mamaku”
“Jagain Niya ya Gi”
“Iya tante, pasti aku jagain”
“Berangkat dulu, Assalamualaikum” ucap Niya dan Gigi sambil mencium tangan ibunda Niya
“Wa’alaikumsalam”
***
“Silahkan masuk tuan putri” ucap Gigi sambil membukakan pintu mobil untuk Niya
“Terima kasih pangeran”
“Sudah siap ?”
“Yap, sangat siap. Memangnya kita mau pergi kemana ?”
“Ada deh, liat aja nanti”
“Baiklah”
Sepanjang jalan Niya dan Gigi bersenda-gurau, mendengarkan musik, dan berbincang-bincang. Akhirnya setelah 3 jam perjalanan akhirnya Niya dan Gigi sampai di Cibodas.
“Wah, kamu ngajak aku ke sini lama banget loh kita ga kesini” ujar Niya dengan riang
“Aku kangen sama tempat ini, makanya kamu aku ajak kesini”
Niya dan Gigi langsung jalan-jalan, dan napak tilas. Tempat yang mereka kunjungi adalah tempat dimana saat Niya dan Gigi menjadi panitia LDK OSIS saat SMA, ditempat itu menyimpan banyak keceriaan akan masa SMA mereka.
Jam menunjukkan pukul 12.30
“Kita makan siang dulu yuk Ni di warung nasi itu sekalian kita sholat dzuhur pas banget disebelahnya ada mushollah”
“Yuk, yuk”
Setelah Niya dan Gigi makan siang dan sholat, Niya dan Gigi melanjutkan perjalanan mereka.
“Ni, masih ada satu tempat yang mau aku kunjungi. Yuk kita ke mobil melanjutkan perjalanan”
“Yaaahh, tapi aku masih betah disini sayang”
“Iya nanti kapan-kapapn kita kesini lagi ya sayang, aku takut kesorean kalau kita terlalu lama disini”
“Baiklah, yuk kita lanjut lagi. Tapi kita mau kemana ?”
“Rahasia, hehehe”
“Ah kamu dari tadi main rahasia-rahasian mulu nih sama aku”
“Nanti kamu juga tahu”
***
Akhirnya Niya dan Gigi sampai ditempat kedua, sepanjang jalan Niya terlelap tidur. Saat sampai ditempat tujuan Gigi menunggu sampai Niya terbangun.
“Udah sampai ya kita ?”
“Udah dari 15 menit yang lalu sayang”
“HAH... Kok kamu ga ngebangunin aku ?”
“Engga tega banguninnya, kamu pules banget tidurnya”
“Sekarang kita dimana ?”
“Yuk turun”
Gigi menggandeng tangan Niya dengan erat, dan berjalan dijalan setapak.
“Sayang kita di makam siapa ini ?” tanya Niya
“Ini makam mama aku sayang, aku udah lama banget mau ngajak kamu kesini dan aku pernah berjanji kalau aku lulus sidang skripsi aku ingin ke makam mama bersama kamu”
Gigi dan Niya pun membacakan doa untuk almarhumah mamanya Gigi. Selesai mereka membaca doa, dan menaburkan bunga dimakam almarhumah mamanya Gigi, Gigi pun mengatakan sesuatu kepada Niya
“Niya, kita sudah menjalin hubungan bersama selama delapan tahun. Perahuku sudah berlabuh di kamu. Maukah kamu menjadi pendamping hidupku sampai maut memisahkan kita ?” tanya Gigi
“Kamu serius ?” jawab Niya
“Iya aku sangat-sangat serius, dengan kamu hidup aku penuh dengan warna dan selalu penuh dengan kebahagiaan” ujar Gigi sambil memegang tangan Niya
“Terima kasih ya Gigi, kamu sudah mewarnai hidupku juga selama delapan tahun belakangan. Dan aku bersedia menjadi pendamping kamu sampai maut memisahkan kita”
Senyuman yang manis dan  indah terpancar jelas diwajah Gigi dan Niya, kemudian Gigi memasangkan cincin dijari manis Niya.
“Jadi kamu sengaja mengutarakan perasaan kamu ini di depan makam mama kamu ?”
“Iya aku ingin almarhumah mama tahu yang pertama kalau kamu sebagai calon menantunya”
“Aku seneng banget hari ini, makasih ya sayang”
“Kembali kasih sayangku”
Akhirnya Niya dan Gigi pulang, Gigi mengantarkan Niya ke rumahnya. Ssampainya di rumah Niya Gigi menyampaikan niat baiknya untuk melamar dan menikahi Niya. Orangtua Niya pun menyesetujuinya. Dua bulan kemudian tepatnya bulan Oktober akad nikah dan resepsi pernikahan Niya dan Gigi pun diselenggarakan, dan dihadiri ribuan tamu. Mulai dari saudara dekat, para sahabat, teman, dan rekan kerja.
***
Tujuh puluh lima tahun Gigi dan Niya menjalani dan membangun rumah tangganya, mereka dikaruniai seorang putra bernama Iyas dan dua orang putri yang bernama Iyana dan Izki. Jalan yang dilalui mereka tidak selalu berjalan lancar, dan mulus. Dari dulu Gigi selalu bermimpi untuk memiliki dan membuka Travel Agent yang bernama “GreenBlue Travel”, karena hobi Gigi dan Niya dari dulu sama yaitu jalan-jalan dan mimpi itu terwujud disaat usia pernikahan mereka yang ke sepuluh. Gigi tetap bekerja di bidang IT, dan Niya mengelola Travel Agent yang mereka bangun. GreenBlue Travel sudah tersebar hampir diseluruh nusantara, pegawai yang mereka pekerjakan mulai dari warga yang tingga disekitar cabang GreenBlue Travel karena cita-cita Gigi dan Niya dari dulu adalah membuka lowongan pekerjaan bagi masyarakat sekitar GreenBlue Travel. Selama ini Gigi, Naya dan keluarga kecilnya hidup sangat bahagia dan keluarga kecil mereka dapat membahagiakan orang lain juga. Tidak hanya GreenBlue Travel Gigi dan Naya juga membangun panti asuhan yang bernama “Cinta Ayah Gigi Bunda Naya”, dan sekolah gratis yang bernama “Sekolah Ceria” untuk masyarakat yang kurang mampu. GreenBlue Travel, panti asuhan, dan sekolah gratis yang dikelola Gigi Naya mulai dikelola oleh anak-anaknya, sejak Gigi Naya meninggal karena sakit. Bukti cinta kasih Gigi dan Naya selain GreenBlue Travel, panti asuhan, dan sekolah gratis yang dibangunnya ialah mereka memiliki anak-anak yang akur, rukun, dan damai antar saudara, serta mereka telah banyak membantu warga sekitar, masyarakat, anak-anak yang tidak bisa bersekolah, dan anak-anak yang tidak memiliki orangtua.
***
Hidup terasa indah disaat kita bisa menolong, membantu, dan membahagiakan saudara-saudara kita. Senyuman yang ikhlaspun dapat membuat hati mereka bahagia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar