Gigi
adalah seorang pria yang mempunyai mimpi yang sangat luar biasa, ia remaja yang
menjalani hidup apa adanya, tidak macam-macam, selalu berprestasi baik dibidang
akademik maupun non akademik, banyak teman, dan selalu ceria. Tidak terasa
minggu depan ia sidang skripsi, selama penulisan Gigi selalu didukung penuh dan
ditemani oleh pacarnya yang bernama Niya. Niya gadis yang pemalu, rajin, dan
ramah, walaupun mereka berbeda kampus tapi mereka saling mendukung dalam semua
bidang. Hubungan Gigi dan Niya sudah berjalan delapan tahun.
Gigi
dan Niya memiliki hobi yang sama yaitu jalan-jalan (travelling).
***
Hari
yang dinantipun tiba, sidang skripsi Gigi dimulai pukul 10.00 dan Niya setia
menunggu dan menemani Gigi. Pukul 16.00 hasil sidang skripsi diumumkan, dan
Gigi dinyatakan lulus dengan predikat A. Gigi dan Niya merayakan kelulusan Gigi
di salah satu restoran ternama di kota Jakarta, tempat itu salah satu tempat
yang paling mereka sering kunjungi selama delapan tahun belakangan.
“Niya,
kamu besok da waktu ga ?” tanya Gigi
“Hmm,
besok aku ga ada jadwal jadi pasti ada waktu untuk kamu Gi hehehe” jawab Niya
“Oke,
besok kamu aku jemput jam 08.00 ya”
“Pagi
banget, emang kita mau kemana ?”
“Ada
deh, rahasia pokoknya. Kamu tinggal duduk manis aja ya besok”
“Ah
bikin penasaran nih kamu”
“Hahhaha,
biar surprise sayang”
***
“Tok...
Tok... Tok... Assalamualaikum”
“Wa’alaikumsalam,
masuk Gi Niya sebentar lagi turun dari kamarnya. Niya Gigi udah dateng nih
cepetan nak” ujar mama Niya
“Iya
ma, 5 menit lagi” jawab Niya
“Sabar
ya Gi, Niya emang suka lama kalau dandan hehehe”
“Iya
tante ga apa-apa kok, aku yang kepagian datengnya” Gigi sambil melihat jam
ditangannya yang menunjuk jam 07.45
“Gimana
sidang skripsi kamu kemarin ?”
“Alhamdulillah
tante berjalan sukses dan lancar, semua berkat doa tante”
“Alhamdulillah,
tante seneng sekali mendengarnya”
“Kamu
lanjut kerja atau S2 Gi ?”
“Kerja
tante, aku udah keterima kerja ditempat aku magang skripsi kata pihak HRDnya
aku suruh lanjut kerja disana”
“Wah
kabar baik itu, Niya udah tau ?”
“Belum
tante, hari ini baru mau aku kasih tahu dia”
“Hayoo
pada ngomongin aku ya ?” tanya Niya, sambil merangkul mamanya
“Ih
siapa yang ngomongin anak mama yang satu ini, orang ngomongin sidang skripsinya
Gigi”
“Hehehee,
pasti aku juga ikut terlibat deh dipembicaraan mama dan Gigi. Ya udah ya ma,
aku sama Gigi pamit”
“Iya,
hati-hati ya kalian di jalan”
“Siap
mamaku”
“Jagain
Niya ya Gi”
“Iya
tante, pasti aku jagain”
“Berangkat
dulu, Assalamualaikum” ucap Niya dan Gigi sambil mencium tangan ibunda Niya
“Wa’alaikumsalam”
***
“Silahkan
masuk tuan putri” ucap Gigi sambil membukakan pintu mobil untuk Niya
“Terima
kasih pangeran”
“Sudah
siap ?”
“Yap,
sangat siap. Memangnya kita mau pergi kemana ?”
“Ada
deh, liat aja nanti”
“Baiklah”
Sepanjang
jalan Niya dan Gigi bersenda-gurau, mendengarkan musik, dan berbincang-bincang.
Akhirnya setelah 3 jam perjalanan akhirnya Niya dan Gigi sampai di Cibodas.
“Wah,
kamu ngajak aku ke sini lama banget loh kita ga kesini” ujar Niya dengan riang
“Aku
kangen sama tempat ini, makanya kamu aku ajak kesini”
Niya
dan Gigi langsung jalan-jalan, dan napak tilas. Tempat yang mereka kunjungi
adalah tempat dimana saat Niya dan Gigi menjadi panitia LDK OSIS saat SMA,
ditempat itu menyimpan banyak keceriaan akan masa SMA mereka.
Jam
menunjukkan pukul 12.30
“Kita
makan siang dulu yuk Ni di warung nasi itu sekalian kita sholat dzuhur pas
banget disebelahnya ada mushollah”
“Yuk,
yuk”
Setelah
Niya dan Gigi makan siang dan sholat, Niya dan Gigi melanjutkan perjalanan
mereka.
“Ni,
masih ada satu tempat yang mau aku kunjungi. Yuk kita ke mobil melanjutkan
perjalanan”
“Yaaahh,
tapi aku masih betah disini sayang”
“Iya
nanti kapan-kapapn kita kesini lagi ya sayang, aku takut kesorean kalau kita
terlalu lama disini”
“Baiklah,
yuk kita lanjut lagi. Tapi kita mau kemana ?”
“Rahasia,
hehehe”
“Ah
kamu dari tadi main rahasia-rahasian mulu nih sama aku”
“Nanti
kamu juga tahu”
***
Akhirnya
Niya dan Gigi sampai ditempat kedua, sepanjang jalan Niya terlelap tidur. Saat
sampai ditempat tujuan Gigi menunggu sampai Niya terbangun.
“Udah
sampai ya kita ?”
“Udah
dari 15 menit yang lalu sayang”
“HAH...
Kok kamu ga ngebangunin aku ?”
“Engga
tega banguninnya, kamu pules banget tidurnya”
“Sekarang
kita dimana ?”
“Yuk
turun”
Gigi
menggandeng tangan Niya dengan erat, dan berjalan dijalan setapak.
“Sayang
kita di makam siapa ini ?” tanya Niya
“Ini
makam mama aku sayang, aku udah lama banget mau ngajak kamu kesini dan aku
pernah berjanji kalau aku lulus sidang skripsi aku ingin ke makam mama bersama
kamu”
Gigi
dan Niya pun membacakan doa untuk almarhumah mamanya Gigi. Selesai mereka
membaca doa, dan menaburkan bunga dimakam almarhumah mamanya Gigi, Gigi pun
mengatakan sesuatu kepada Niya
“Niya,
kita sudah menjalin hubungan bersama selama delapan tahun. Perahuku sudah
berlabuh di kamu. Maukah kamu menjadi pendamping hidupku sampai maut memisahkan
kita ?” tanya Gigi
“Kamu
serius ?” jawab Niya
“Iya
aku sangat-sangat serius, dengan kamu hidup aku penuh dengan warna dan selalu
penuh dengan kebahagiaan” ujar Gigi sambil memegang tangan Niya
“Terima
kasih ya Gigi, kamu sudah mewarnai hidupku juga selama delapan tahun
belakangan. Dan aku bersedia menjadi pendamping kamu sampai maut memisahkan
kita”
Senyuman
yang manis dan indah terpancar jelas
diwajah Gigi dan Niya, kemudian Gigi memasangkan cincin dijari manis Niya.
“Jadi
kamu sengaja mengutarakan perasaan kamu ini di depan makam mama kamu ?”
“Iya
aku ingin almarhumah mama tahu yang pertama kalau kamu sebagai calon
menantunya”
“Aku
seneng banget hari ini, makasih ya sayang”
“Kembali
kasih sayangku”
Akhirnya
Niya dan Gigi pulang, Gigi mengantarkan Niya ke rumahnya. Ssampainya di rumah
Niya Gigi menyampaikan niat baiknya untuk melamar dan menikahi Niya. Orangtua
Niya pun menyesetujuinya. Dua bulan kemudian tepatnya bulan Oktober akad nikah
dan resepsi pernikahan Niya dan Gigi pun diselenggarakan, dan dihadiri ribuan
tamu. Mulai dari saudara dekat, para sahabat, teman, dan rekan kerja.
***
Tujuh
puluh lima tahun Gigi dan Niya menjalani dan membangun rumah tangganya, mereka
dikaruniai seorang putra bernama Iyas dan dua orang putri yang bernama Iyana
dan Izki. Jalan yang dilalui mereka tidak selalu berjalan lancar, dan mulus.
Dari dulu Gigi selalu bermimpi untuk memiliki dan membuka Travel Agent yang bernama “GreenBlue
Travel”, karena hobi Gigi dan Niya dari dulu sama yaitu jalan-jalan dan
mimpi itu terwujud disaat usia pernikahan mereka yang ke sepuluh. Gigi tetap
bekerja di bidang IT, dan Niya mengelola Travel
Agent yang mereka bangun. GreenBlue Travel sudah tersebar hampir diseluruh
nusantara, pegawai yang mereka pekerjakan mulai dari warga yang tingga
disekitar cabang GreenBlue Travel
karena cita-cita Gigi dan Niya dari dulu adalah membuka lowongan pekerjaan bagi
masyarakat sekitar GreenBlue Travel. Selama
ini Gigi, Naya dan keluarga kecilnya hidup sangat bahagia dan keluarga kecil
mereka dapat membahagiakan orang lain juga. Tidak hanya GreenBlue Travel Gigi dan Naya juga membangun panti asuhan yang
bernama “Cinta Ayah Gigi Bunda Naya”, dan sekolah gratis yang bernama “Sekolah Ceria”
untuk masyarakat yang kurang mampu. GreenBlue
Travel, panti asuhan, dan sekolah gratis yang dikelola Gigi Naya mulai dikelola
oleh anak-anaknya, sejak Gigi Naya meninggal karena sakit. Bukti cinta kasih
Gigi dan Naya selain GreenBlue Travel,
panti asuhan, dan sekolah gratis yang dibangunnya ialah mereka memiliki
anak-anak yang akur, rukun, dan damai antar saudara, serta mereka telah banyak
membantu warga sekitar, masyarakat, anak-anak yang tidak bisa bersekolah, dan anak-anak
yang tidak memiliki orangtua.
***
Hidup
terasa indah disaat kita bisa menolong, membantu, dan membahagiakan
saudara-saudara kita. Senyuman yang ikhlaspun dapat membuat hati mereka
bahagia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar