Sabtu, 30 April 2011

Perilaku Konsumen

Perilaku konsumen merupakan hal-hal yang mendasari konsumen untuk membuat keputusan pembelian. Untuk barang berharga jual rendah (low-involvement) proses pengambilan keputusan dilakukan dengan mudah, sedangkan untuk barang berharga jual tinggi (high-involvement) proses pengambilan keputusan dilakukan dengan pertimbangan matang.

Teori perilaku konsumen atau yang biasa disebut teori konsumen yaitu menerangkan perilaku konsumen dalam membelanjakan pendapatannya untuk memperoleh alat-alat pemuas kebutuhan yang dapat berupa barang-barang konsumsi ataupun jasa-jasa konsumsi. Teori konsumen antara lain ialah bagaimana reaksi konsumen dalam ketersediaannya membeli sesuatu barang terhadap berubahnya jumlah pendapatan yang ia peroleh, terhadap berubahnya harga barang yang bersangkutan, terhadap berubahnya harga barang-barang yang berhubungan dengan barang yang bersangkutan, terhadap berubahnya cita-rasa yang dimilikinya. Dengan demikian teori konsumen tersebut merupakan dasar teoritik kurva permintaan akan barang-barang dan jasa-jasa konsumsi.
Fungsi utama daripada barang dan jasa konsumen ialah memenuhi kebutuhan langsung pemakainya, yang disebut dengan konsumen. Kemudian konsumsi barang dan jasa tersebut menghasilkan kepuasan atau satisfaction, yang sering disebut dengan guna atau utility. Teori konsumen mengenal dua macam pendekatan, yaitu pendekatan guna kardinal (cardinal utililty approach) dan pendekatan guna ordinal (ordinal utility approach).


Pendekatan guna kardinal menggunakan asumsi bahwa guna atau kepuasan seseorang tidak hanya dapat diperbandingkan, akan tetapi juga dapat diukur dengan satuan kepuasan (misalnya mata uang). Oleh karena menurut kenyataan kepuasan seseorang tidak dapat diukur maka asumsi tersebut dengan sendirinya dapat dikatakan tidak realistik.
Tambahan kepuasan yang diperoleh dari penambahan jumlah barang yang dikonsumsi disebut kepuasan marginal (marginal utility). Pendekatan ini juga berlaku hukum tambahan kepuasan yang semakin menurun (The Law of Diminishing Marginal Utility), yaitu besarnya kepuasan marginal akan selalu menurun dengan bertambahnya jumlah barang yang dikonsumsi secara terus menerus.
Meskipun pendekatan guna kardinal mempunyai kelemahan berupa tidak realistisnya asumsi dapat diukur dengan kepuasan seseorang, namun pada kenyataannya pengukuran semacam ini sulit dilakukan, selain itu dari segi lain pendekatan guna kardinal tersebut mempunyai beberapa kelebihan. Salah satunya lebih mudahnya isi konsepsi guna kardinal untuk diselami.

Keseimbangan konsumen tercapai jika konsumen memperoleh kepuasan maksimum dari mengkonsumsi suatu barang.
Syarat Keseimbangan :
1. MUx/Px = MUy/Py = . . . = MUn/Pn
2. Px Qx + Py Qy + . . . + Pn Qn = M

keterangan :
MU = marginal utility
P = harga
M = pendapatan konsumen


Sebaliknya teori konsumen yang menggunakan pendekatan guna ordinal menggunakan asumsi yang lebih realistik. Dengan menggunakan konsepsi kurva tak acuh teori konsumen yang menggunakan pendekatan guna ordinal tersebut tidak lagi perlu menggunakan asumsi bahwa kepuasan atau guna seseorang dapat diukur. Sebaliknya memungkinkannya untuk tetap dapat diperbandingkan tinggi rendahnya kepuasan seseorang, dengan dipergunakannya konsepsi kurva tak acuh.
Tingkat kepuasan konsumen dengan menggunakan kurva indiferens (kurva yang menunjukkan tingkat kombinasi jumlah barang yang dikonsumsi yang menghasilkan tingkat kepuasan yang sama).
Ciri-ciri kurva indiferens :
  1. Mempunyai kemiringan yang negatif (konsumen akan mengurangi konsumsi barang yang satu apabila ia menambah jumlah barang lain yang di konsumsi)
  2. Cembung ke arah titik origin, menunjukkan adanya perbedaan proporsi jumlah yang harus ia korbankan untuk mengubah kombinasi jumlah masing-masing barang yang dikonsumsi (marginal rate of substitution)
  3. Tidak saling berpotongan, tidak mungkin diperoleh kepuasan yang sama pada suatu kurva indiferens yang berbeda.
Gambar kurva indiference

















Elastisitas dalam ilmu ekonomi adalah perbandingan perubahan proporsional dari sebuah variabel dengan perubahan variabel lainnya. Dengan kata lain, elastisitas mengukur seberapa besar kepekaan atau reaksi konsumen terhadap perubahan harga.
Penggunaan paling umum dari konsep elastisitas ini adalah untuk meramalkan apa yang akan barang atau jasa dinaikkan. Pengetahuan mengenai seberapa dampak perubahan harga terhadap permintaan sangatlah penting, bagi produsen pengetahuan ini digunakan untuk pedoman seberapa besar ia harus mengubah harga produknya.

Macam-macam besaran elastisitas :
1. Elastisitas Harga Permintaan (Price Elasticity of Demand)
yaitu tingkat perubahan permintaan terhadap barang dan jasa, yang diakibatkan perubahan harga barang dan jasa tersebut. Besar atau kecilnya tingkat perubahan tersebut dapat diukur dengan angka-angka yang disebut koefisien elastisitas permintaan.
Macam-macam elastisitas harga permintaan berdasarkan nilainya, elastisitas permintaan dapat dibedakan menjadi 5 yaitu :
  • Permintaan tidak elastis sempurna (inelastis sempurna), yaitu elastisitas = 0. Perubahan harga tidak mempengaruhi jumlah yang diminta.
  • Permintaan tidak elastis (inelastis), yaitu elastisitas < 1. Prosentase perubahan kuantitas permintaan < dari prosentase perubahan harga.
  • Permintaaan uniter elastis, yaitu elastisitas = 1. Prosentase perubahan kuantitas permintaan = prosentase perubahan harga.
  • Permintaan elastis, yaitu elastisitas > 1. Prosentase perubahan kuantitas permintaan > prosentase perubahan harga.
  • Permintaan elastis sempurna, yaitu elastisitas tak terhingga. Dimana pada suatu harga tertentu pasar sanggup membeli semua barang yang ada di pasar. Namun, kenaikan harga sedikit saja akan menjatuhkan permintaan menjadi 0.
2. Elastisitas Silang (Cross Elasticity)
menunjukkan hubungan antara jumlah barang yang diminta terhadap perubahan harga barang lain yang mempunyai hubungan dengan barang tersebut. Hubungan tersebut dapat bersifat pengganti, dapat pula bersifat pelengkap. Terdapat 3 macam respon perubahan permintaan suatu barang (misal barang X) karena perubahan harga barang lain (barang Y), yaitu :
  • Elastisitas silang positif. Peningkatan harga barang X menyebabkan peningkatan jumlah permintaan barang Y.
  • Elastisitas silang negatif. Peningkatan harga barang X mengakitkan turunnya permintaan barang Y.
  • Elastisitas silang nol. Peningkatan harga barang X tidak akan mengakibatkan perubahan permintaan barang Y. Dalam kasus ini kedua macam barang tidak saling berkaitan.


Referensi :

http://id.wikipedia.org/wiki/Perilaku_konsumen

http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/ekonomi_mikro/bab_9.pdf

http://www.scribd.com/doc/3943907/TEORI-PERILAKU-KONSUMEN

http://id.wikipedia.org/wiki/Elastisitas

http://chaerdevilzc0der.wordpress.com/2010/03/20/elastisitas-dan-macam-macam-besaran-elastisitas/

http://drfadli.blogdetik.com/files/2010/05/makalahtou.pdf







Kamis, 21 April 2011

Menjadi Direktur Operasional

Postingan saya kali ini saya akan membahas tentang kasus pembobolan dana nasabah CitiBank yang beberapa waktu belakangan ini sangat heboh diperbincangkan masyarakat luas.


Kasus ini termasuk kasus pembobolan dana nasabah private banking di CitiBank oleh seorang Senior Relationship Manager (SRM) bernama Inong Melinda atau yang lebih dikenal dengan Malinda Dee (MD). SRM memiliki pekerjaaan atau bertugas untuk memberikan pendapat, masukan, solusi, dan saran kepada nasabah private banking, nasabah private banking termasuk golongan nasabah kelas khusus karena untuk menjadi nasabah private banking diharuskan mempunyai uang minimal sebesar 5 milyar sampai dengan 10 milyar. MD bekerja sebagai penasehat nasabahnya, seringnya MD dan nasabahnya bertemu membuat nasabah menjadi sangat percaya dengan MD dan menyerahkan segala urusan perbankan ketangan MD. Di sini muncul ide jahat MD untuk mengalihkan atau mentransfer sebagian uang nasabahnya ke rekening MD tanpa sepengetahuan nasabah. Lama-kelamaan para nasabah mengetahui bahwa uang ditabungannya berkurang lalu mereka langsung melaporkannya ke pihak yang berwajib. Setelah diusut tidak tanggung-tanggung dana yang digelapkan Maiinda sebesar 17 milyar hanya dari 3 orang nasabahnya, sedangkan diperkirakan nasabah yang ia tangani mencapai 236 nasabah. Malinda menggelapkan uang nasabahnya dengan menggunakan slip kosong dan tanda tangan palsu, diperkirakan Malinda tidak bekerja sendiri dalam kasus ini. Hingga detik ini kasus penggelapan dana oleh Malinda masih ditangani polisi.

Dalam kasus Malinda saya mencoba memposisikan diri saya sebagai Direktur Operasional CitiBank dan yang akan saya lakukan diantaranya :
  • Menata ulang sistem yang diterapkan dalam bank tersebut.
  • Meningkatkan Standar Operasional Prosedur (SOP).
  • Melakukan pengecekan secara berkala terhadap semua hasil transaksi yang dilakukan.
  • Meningkatkan pengawasan agar tidak terulang kasus yang sama.
  • Memberikan peringatan kepada pegawai dan memberikan sanksi yang tegas.
  • Mengurangi jadwal pertemuan antara SRM dan nasabah agar tidak terlalu dekat dan muncul rasa percaya begitu saja sehingga sikap waspada tetap dimiliki oleh nasabah.
Menurut saya pengawasan internal dari pihak CitiBank kurang waspada karena masalah ini seharusnya tidak terjadi dan tidak menimpa nasabah bila saja bank tersebut meningkatkan kewaspadaan dan ketelitiannya. Sedangkan menurut saya pengawasan dari pihak Bank central (Bank Indonesia) harus tingkatkan, seperti :
  • Meningkatkan pengawasan lebih mendalam ke bank. Bank harus mengecek transaksi secara berlapis, jangan sampai ada fraud (penipuan) yang lolos.
  • BI harus semakin memperketat pengawasan dan mencantumkan faktor resiko.
  • Melakukan evaluasi dari sektor Standar Operasional Prosedur (SOP).
  • Mengingatkan perbankan perlunya melakukan pengecekan ulang dan mengawasi pegawainya yang bertugas di wilayah strategis seperti private banking.
  • Mengingatkan kepada seluruh nasabah agar tidak mudah percaya dengan SRM, selalu waspada, cermat dan teliti dengan transaksi yang nsabah lakukan.

Itulah pendapat saya bila saya sebagai Direktur Operasional, semoga pendapat saya bermanfaat dan semoga kasus ini dapat menjadi pelajaran untuk kita semua.
:)






Referensi :

http://tempointeraktif.com/
http://www.kompas.com/
http://www.tempointeraktif.com/hg/hukum/2011/03/31/brk,20110331-324173,id.html
http://tempointeraktif.com/hg/flashgrafis/2011/04/01/grf,20110401-415,id.html
http://nasional.kompas.com/read/2011/04/06/18070511/Polri.Masih.Usut.Aliran.Rekening


Struktur Pasar

Pasar adalah salah satu dari berbagai sistem, institusi, prosedur, hubungan sosial dan infrastruktur dimana usaha menjual barang, jasa, dan tenaga kerja untuk orang-orang dengan imbalan uang. Kegiatan ini merupakan bagian dari perekonomian. Pasar bervariasi dalam ukuran, jangkauan, skala geografis, lokasi, jenis dan berbagai komunitas manusia, serta barang dan jasa yang diperdagangkan.

Dalam ilmu ekonomi mainstream, konsep pasar adalah setiap struktur yang memungkinkan pembeli dan penjual untuk menukar jenis barang, jasa, dan informasi. Pertukaran barang dan jasa untuk uang adalah transaksi. Pasar peserta terdiri dari semua pembeli dan penjual yang mempengaruhi harganya. Pengaruh ini merupakan studi utama ekonomi dan telah melahirkan beberapa teori dan model tentang kekuatan pasar dasar penawaran dan permintaan. Ada dua peran pasar, pembeli dan penjual. Pasar memfasilitasi perdagangan dan memungkinkan distribusi dan alokasi sumber daya dalam masyarakat. Pasar mengizinkan semua item yang diperdagangkan untuk dievaluasi dan harga dalam sebuah pasar muncul lebih atau kurang spontan atau sengaja dibangun oleh interaksi manusia untuk memungkinkan pertukaran hak / hak kepemilikan jasa dan barang.



Struktur pasar ialah karakteristik organisasi pasar yang mempengaruhi sifat kompetisi dan harga di dalampasar (Bain, 1952). Unsur-unsur struktur pasar meliputi : konsentrasi, differensiasi, produk, ukuran perusahaan, hambatan masuk, dan intergasi vertikal serta diversifikasi. Dalam teori ekonomi mikro struktur pasar dibagi dalam 4 macam bentuk (Paul A. Samuelson, 1995 p. 193-194), yaitu :


1. Pasar Persaingan Sempurna

Pasar persaingan sempurna adalah jenis pasar dengan jumlah penjual dan pembeli yang banayak dan produk yang dijual bersifat homogen (produk yang sejenis dan mirip). Contoh produknya seperti beras, gandum, kentang, batu bara dan lain-lain.
Sifat-sifat dari pasar persaingan sempurna :
  • Barang atau produk yang dijual relatif sama yang satu dengan yang lain (homogen).
  • Dalam jangka panjang tidak ada perusahaan atau industri yang menerima lama di atas normal.
  • Harga ditentukan mekanisme pasar permintaan dan penawaran (demand and supply).
  • Informasi tentang harga dan kualitas produk itu sempurna dan setiap perusahaan bisa dengan mudah mendapatkannya.
  • Jumlah penjual dan pembeli banyak.
  • Mudah untuk masuk dan keluar pasar.
  • Penjual bersifat pengambil harga (price taker).
  • Posisi tawar konsumen kuat.
  • Sensitif terhadap perubahan harga.


2. Pasar Monopoli

Pasar monopoli adalah pasar yang hanya terdapat satu penjual yang menguasai pasar atau hanya ada seorang produsen tunggal. Di Indonesia contohnya Perusahaan Listrik Negara (PLN) dan Perusahaan Kereta Api Indonesia (PT. KAI).
Sifat-sifat dari pasar monopoli :
  • Adanya ketidaksempurnaan atau tingginya hambatan di dalam memperoleh informasi tentang produk seperti harga dan kualitas.
  • Barang atau produk yang di jual hanya ada satu jenis dan tidakada barang substitusinya.
  • Hanya terdapat satu penjual atau produsen, dan banyak konsumen.
  • Perusahaan monopolis bisa mendapatkan keuntungan di atas keuntungan normal dalam jangka panjang.
  • Produsen dapat menentukan harga dan jumlah kuantitas produknya.


3. Pasar Persaingan Monopolistik

Pasar persaingan monopolistik adalah struktur pasar yang sangat mirip dengan pasar persaingan sempurna tetapi yang membedakan dengan pasar persaingan sempurna ialah bahwa pada pasar ini produsen mampu membuat perbedaan-perbedaan pada produknya (differensiasi produk) dibandingkan produsen lain.
Sifat-sifat dari persaingan pasar monopolistik :
  • Brand yang menjadi ciri khas produk berbeda-beda.
  • Kemampuan untuk mendapatkan informasi mengenai produk tidak sulit.
  • Pada pasar ini juga, perusahaan-perusahaan hanya mampu menerima profit dalam jangka penjang.
  • Perusahaan-perusahaan dalam pasar monopolistik ini mudah untuk masuk dan keluar dari industri.
  • Produsen hanya memiliki sedikit kekuatan merubah harga.
  • Untuk unggul diperlukan keunggulan bersaing yang berbeda.


4. Pasar Oligopoli

Pasar oligopoli adalah pasar di mana penawaran satu jenis barang dikuasai oleh beberapa perusahaan, umumnya jumlah perusahaan lebih dari 2 tetapi kurang dari 10. Para perusahaan ini mengadakan konspirasi dan mempunyai keputusan yang saling mempengaruhi. Contohnya adalah industri semen di Indonesia, walaupun sama-sama memproduksi semen tetapi masing-masing merk atau brand mempunyai kualitas yang berbeda-beda sehingga harga yang ditawarkan sesuai dengan kualitas semennya.
Sifat-sifat dari pasar oligopoli :
  • Harga produk yang dijual relatif sama.
  • Pembedaan produk yang unggul merupakan kunci sukses.
  • Perubahan harga akan diikuti perusahaan lain.
  • Sebagian produk dideferensiasikan tetapi sedikit sehingga adanya sedikit perbedaan produk antara produsen.
  • Perusahaan oligopoli berkonspirasi dan berkolaborasi untuk membuat harga monopoli ini.
  • Sulit masuk ke pasar karena butuh sumber daya yang besar.



Dalam teori ekonomi mikro, model oligopoli dibagi dalam dua jenis yaitu :
  1. Oligopoli Kolusif yang terdiri dari kartel dan kepemimpinan harga. (A. Koutsoyyianis, 1975:216-253).
  2. Oligopoli Non-kolusif terdiri dari model Cournot, model Bertrand, model Chamberlain, model Sweezy, dan model Stackelberg.





Referensi :

http://id.wikipedia.org/wiki/Pasar
http://id.wikipedia.org/wiki/Struktur_pasar
http://putracenter.net/2009/07/22/teori-ekonomi-mikro-struktur-pasar/
http://herwanparwiyanto.staff.uns.ac.id/files/2009/.../herwnetikabentuk11.doc






Jumat, 08 April 2011

Organisasi dan Evolusi Teori Organisasi


Organisasi banyak ditemukan seperti organisasi dalam lingkungan rumah, organisasi sekolah, organisasi mahasiswa, organisasi politik, organisasi sosial, organisasi olahraga, organisasi negara, dan lain sebagainya. Organisasi merupakan sekumpulan orang yang dipimpin oleh seorang pemimpin untuk mencapai suatu tujuan bersama. Organisasi memiliki struktur organisasi, struktur organisasi ini biasanya menetapkan bagaimana tugas akan dibagi, mekanisme koordinasi yang formal serta pola interaksi yang akan diikuti, alur divisi atau pengerjaan tugas. Meskipun sudah ada struktur yang mempolakan mekanisme kerjanya akan tetapi diperlukan rancangan kegiatan dalam setiap pelaksanaan kerjanya agar dapat dikoordinasikan untuk mencapai tujuannya.

Organisasi adalah sebuah entitas sosial yang dikoordinasikan secara sadar, dengan batasan yang relatif dapat diidentifikasikan, dan bekerja atas dasar relatif terus menerus untuk mencapai suatu tujuan bersama atau sekelompok tujuan. (Robin.1994).

Organisasi dibentuk untuk mencapai suatu tujuan, untuk mencapai tujuan itu diperlukan pemimpin untuk mengatur atau memanaj organisasi yang dibentuk, pembagian kerja atau tugas, kekompakan, kerjasama, tanggung jawab, kesadaran masing-masing anggota, manajer atau pengatur di semua bidang yang digunakan dalam organisasi tersebut, dan teknologi misalnya internet agar dapat mengetahui informasi yang dibutuhkan.

Teori organisasi

· Merupakan studi tentang bagaimana organisasi melaksanakan fungsinya dan bagaimana organisasi tersebut mempengaruhi dan dipengaruhi oleh orang-orang yang bekerja di dalamnya maupun masyarakat dimana organisasi itu beroperasi (Jones, 1994.11)

· Teori organisasi meliputi struktur organisasi, budaya organisasi, dan desain organisasi.

Desain organisasi merupakan sisi lain dalam manajemen organisasi dalam arti suatu organisasi dalam pelaksanaannya dapat dikoordinasikan untuk mencapai tujuan. Desain organisasi diperlukan untuk mencapai keunggulan kompetitif, memanaj perbedaan, peningkatan efisiensi, peningkatan motivasi, pengendalian lingkungan,penyempurnaan koordinasi dan motivasi, dan mengembangkan strategi implementasi.

Merancang pola hubungan kerja dan merancang tindakan atau mendesain organisasi dilandasi oleh adanya unsur inti dalam suatu organisasi. Unsur-unsur inti dalam organisasi menurut Henry Mintzberg ada 5 yaitu :

  1. The operating core / unsur pelaksana yaitu pegawai yang melakukan pekerjaan dasar berhubungan dengan produksi dan jasa.
  2. The strategic apex unsur strategis pimpinan puncak yang bertanggung jawab terhadap keseluruhan organisasi.
  3. The middle line unsur kelompok menengah para pimpinan yang menjadi penghubung kelompok pelaksana dengan kelompok strategis.
  4. The techno structure unsur kelompok analis yg bertanggung jawab pada adanya SOP (standard operating prosedure).
  5. The support staff unsur kelompok orang-orang yang mengisi unit staff yang memberi jasa pendukung tidak langsung pada organisasi.

Perkembangan Teori Organisasi

Pendekatan awal terhadap teori organisasi pada permulaan abad 19 menganggap organisasi sebagai alat mekanis untuk mencapai tujuan, dengan perhatian difokuskan pada pencapaian efisiensi di dalam fungsi-fungsi intern organisasi (Teoritikus Tipe 1). Pada teoritikus Tipe 2 yang melaksanakan dibawah asumsi sistem tertutup namun menekankan hubungan informasil dan motivasi –motivasi non-ekonomis yang beroperasi didalam organisasi. Organisasi tidak selalu berjalan secara mulus dan bukan merupakan mesin yang sempurna. Manajemen dapat merancang hubungan dan aturan formal , namun disciptakan juga persahabat informal untuk memenuhi kebutuhan social anggotanya.

Kerasionalan kembali menjadi tema sentral pada teoritikus Tipe 3, diperkirakan sejak 1960 sampai awal 1970-an para teoritikus melihat organisasi menjadi alat untuk mencapai tujuan. Mereka memfokuskan pada sasaran, teknologi, dan ketidak pastian lingkungan sebagai variable-variabel kontingensi utama yang menentukan struktur yang tepat dan seharusnya berlaku dalam organisasi, dengan kata lain struktur yang sesuai dengan variable-variabel kontingensi tersebut akan membantu pencapaian tujuan organisasi, sebaliknya penerapan struktur yang salah akan mengancam kelangsungan hidup organisasi. Akhirnya pendekatan mutakhir untuk memahami organisasi sangat dipengaruhi oleh para teoritikus Tipe 4. Perspekstif sosial digunakan kembali, namun dalam kerangka kerja system terbuka. Hasilnya adalah pandangan bahwa struktur bukanlah merupakan usaha yang rasional dari para manajer untuk menciptakan struktur paling efektif, namun merupakan hasil dari suatu pertarungan politis diantar koalisi-koalisi didalam organisasi untuk memperebutkan kendali / kekuasaan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pembagian masing-masing tipe dari teoritikus organisasi dalam gambar berikut ini

Evolusi Teori Organisasi Kontemporer










Referensi :

http://id.wikipedia.org/wiki/Organisasi

http://manajemenkomunikasi.wordpress.com/about/

http://s_tiwi.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/17350/MINGGU_3.doc

http://www.scribd.com/doc/11437626/Nambah-Ilmu-Tentang-Dasar-Teori-Organisasi